Spunbondology - Ilmu Kain Furing
Spesifikasi:
Ringan. Murah (jika dibandingkan dengan kain motif lainnya), Mudah dijahit, dapat dilipat hingga beberapa lipatan dan tidak terlalu meninggalkan bekas lipatan.
Hanya saja, kain furing tidak tahan panas, sehingga pada beberapa kasus kain furing polos yang akan disablon, tidak dapat menggunakan sablon press atau disetrika. Tapi hal ini dapat disiasati dengan menyablonnya menggunakan sablon manual.
Dari sisi Model dan Aplikasinya:
(1) Furing Polos. Model ini biasanya dipilih karena memungkinkan penggunanya untuk melakukan personalisasi dengan cara menambahkan teks, logo, atau gambar tertentu dari perusahaan, acara tertentu, atau apapun.
(2) Furing Motif. Lebih biasa digunakan untuk tas souvenir, tas oleh-oleh, goody bag, bungkus kado, atau pada beberapa orang diolah kreatif menjadi semacam wallpaper.
Dari sisi Gramasi:
Kain Furing memiliki variasi ketebalan yang berbeda-beda. Ketebalan tersebut diukur dalam satuan gram. Dari sinilah istilah gramasi muncul. Variasi ketebalan terentang mulai dari: 40, 50, 70, 75, 80, 85, 100. Semakin tinggi angkanya, berarti semakin tebal furing tersebut. Aplikasi masing-masing gram tersebut juga sudah khas. Gramasi tipis biasa digunakan untuk lapisan dalam tas, baju, sebagai tas pembungkus helm atau tas-tas tenteng tertentu. Gramasi sedang, biasa digunakan menjadi tas tote atau goody bag. Sedangkan gramasi tebal, yang cenderung kaku, digunakan sebagai bahan tas untuk membawa bawaan yang lumayan berat, dan sebagainya.
Gramasi ini biasa dijadikan sebagai patokan variasi harga untuk model kain furing polos.
Dari sisi Ukuran Lebar dan Harga
Untuk kain furing motif, variasi harganya disesuaikan berdasarkan ukuran lebarnya, tidak dengan satuan gramasinya—seperti model furing polos di atas. Variasi lebar kain furing motif adalah berikut.
(a) Mini – Ukuran lebar 105 meter
(b) Medium – Ukuran lebar 120 meter
(c) Lebar - Ukuran 160 meter
Dari sisi Komposisi Motif:
Pola Penuh
Motif dengan komposisi pola yang memenuhi ruang. Dengan demikian, lebih banyak ruang yang terisi daripada ruang kosongnya. Pengulangan gambarnya saling berdempetan satu sama lain. Nuansa yang muncul lebih mengarah pada nuansa meriah.
Pola Jarang
Motif yang komposisinya justru lebih memberikan ruang kosong. Jadi, pengulangan gambar di furing tersebut memiliki jarak yang renggang antara satu sama lain. Disini, nuansanya lebih tenang, dengan manipulasi ruang kosong tersebut.
Dari sisi Tema Motif:
Secara umum, koleksi motif yang ada berkisar antara beberapa tema besar berikut ini:
(1) Pola Bunga-bungaan Besar
(2) Pola Bunga-bungaan Kecil
(3) Pola Garis (line art)
(4) Pola Hati (Ukuran besar dan kecil)
(5) Pola Repetitif (bidang atau gambar tertentu)
(6) Pola Buble (gelembung)
(7) Pola Kombinasi Meriah antara gambar dan teks
(8) Pola Jerapah
(9) Pola Polkadot
Dari tema-tema tersebut kemudian, dikembangkan dengan mengolahnya dalam variasi warna yang berbeda. Sehingga Anda dapat menemukan, misalnnya, pola Buble “A” dalam warna orange, ungu, merah, coklat, dan seterusnya.
Spesifikasi:
Ringan. Murah (jika dibandingkan dengan kain motif lainnya), Mudah dijahit, dapat dilipat hingga beberapa lipatan dan tidak terlalu meninggalkan bekas lipatan.
Hanya saja, kain furing tidak tahan panas, sehingga pada beberapa kasus kain furing polos yang akan disablon, tidak dapat menggunakan sablon press atau disetrika. Tapi hal ini dapat disiasati dengan menyablonnya menggunakan sablon manual.
Dari sisi Model dan Aplikasinya:
(1) Furing Polos. Model ini biasanya dipilih karena memungkinkan penggunanya untuk melakukan personalisasi dengan cara menambahkan teks, logo, atau gambar tertentu dari perusahaan, acara tertentu, atau apapun.
(2) Furing Motif. Lebih biasa digunakan untuk tas souvenir, tas oleh-oleh, goody bag, bungkus kado, atau pada beberapa orang diolah kreatif menjadi semacam wallpaper.
Dari sisi Gramasi:
Kain Furing memiliki variasi ketebalan yang berbeda-beda. Ketebalan tersebut diukur dalam satuan gram. Dari sinilah istilah gramasi muncul. Variasi ketebalan terentang mulai dari: 40, 50, 70, 75, 80, 85, 100. Semakin tinggi angkanya, berarti semakin tebal furing tersebut. Aplikasi masing-masing gram tersebut juga sudah khas. Gramasi tipis biasa digunakan untuk lapisan dalam tas, baju, sebagai tas pembungkus helm atau tas-tas tenteng tertentu. Gramasi sedang, biasa digunakan menjadi tas tote atau goody bag. Sedangkan gramasi tebal, yang cenderung kaku, digunakan sebagai bahan tas untuk membawa bawaan yang lumayan berat, dan sebagainya.
Gramasi ini biasa dijadikan sebagai patokan variasi harga untuk model kain furing polos.
Dari sisi Ukuran Lebar dan Harga
Untuk kain furing motif, variasi harganya disesuaikan berdasarkan ukuran lebarnya, tidak dengan satuan gramasinya—seperti model furing polos di atas. Variasi lebar kain furing motif adalah berikut.
(a) Mini – Ukuran lebar 105 meter
(b) Medium – Ukuran lebar 120 meter
(c) Lebar - Ukuran 160 meter
Dari sisi Komposisi Motif:
Pola Penuh
Motif dengan komposisi pola yang memenuhi ruang. Dengan demikian, lebih banyak ruang yang terisi daripada ruang kosongnya. Pengulangan gambarnya saling berdempetan satu sama lain. Nuansa yang muncul lebih mengarah pada nuansa meriah.
Pola Jarang
Motif yang komposisinya justru lebih memberikan ruang kosong. Jadi, pengulangan gambar di furing tersebut memiliki jarak yang renggang antara satu sama lain. Disini, nuansanya lebih tenang, dengan manipulasi ruang kosong tersebut.
Dari sisi Tema Motif:
Secara umum, koleksi motif yang ada berkisar antara beberapa tema besar berikut ini:
(1) Pola Bunga-bungaan Besar
(2) Pola Bunga-bungaan Kecil
(3) Pola Garis (line art)
(4) Pola Hati (Ukuran besar dan kecil)
(5) Pola Repetitif (bidang atau gambar tertentu)
(6) Pola Buble (gelembung)
(7) Pola Kombinasi Meriah antara gambar dan teks
(8) Pola Jerapah
(9) Pola Polkadot
Dari tema-tema tersebut kemudian, dikembangkan dengan mengolahnya dalam variasi warna yang berbeda. Sehingga Anda dapat menemukan, misalnnya, pola Buble “A” dalam warna orange, ungu, merah, coklat, dan seterusnya.